Sabtu, 21 Desember 2013

Teruntuk Ibu



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Sahabat Blogger, kali ini saya akan bercerita mengenai suatu hal yang takkan pernah bosan dan habis untuk diceritakan. Tentang seseorang yang Tuhan kirimkan untuk menjadi malaikat di kehidupan kita, menjadi penolong bagi kita, menjadi penyemangat untuk hidup kita, menjadi inspirasi untuk hidup kita, menjadi guru untuk kita, menjadi teman sejati untuk kita, dan masih banyak peran beliau bagi kita. Dia adalah orang yang kita sebut dengan panggilan “IBU”.

Kecupan hangat di kening dan pelukan dari seorang Ibu mengalahkan kenyamanan dari hal apapun. Sosok yang paling kuat memberikan semangat hidup adalah beliau, memberikan kebanggaan untuknya adalah cita-cita dan keinginan dari setiap anak. Namun hal tersebut sampai kapanpun tidak akan pernah membalas semua jasa-jasanya.

Karena jasa dan kasih sayang beliau takkan pernah terbalas oleh kita(seorang anak). Tapi beliau tak meminta jasa mereka terbalas, beliau hanya menginginkan kita sukses dan bahagia dimasa depan kelak itu lebih dari cukup. Beruntunlah kita yang masih memiliki orang tua lengkap. Mempunyai seorang Ibu yang selalu memberikan perhatian dan seorang Ayah yang melindungi.

Kodratnya, seorang Ibu adalah memberikan perhatian dan kenyamanan untuk seorang Anak. Memberikan semangat, memberikan suport anaknya, memberi dukungan penuh untuk anaknya dan memberikan pelajaran hidup. Serta seorang Ibu sudah Allah tugaskan untuk menjaga buah hatinya (Anak-anaknya). Dan hal itu Aku temukan ada pada dirimu Ibu....

Beliau yang mengajarkan arti kesederhanaan, keprihatinan dan pengorbanan hidup. Beliau juga yang mengajarkan arti ketulusan, tentang kejujuran, tentang saling mengharagi perasaaan dan pelajaran hidup lainnya. Tanpa beliau, Aku takkan mengerti arti kehidupan dan tidak akan pernah bisa menjadi seperti ini.

Beliau juga yang selalu berdo’a mendoakan anaknya setelah selesai shalatnya. Dan terkadang, mereka lupa mendo’akan dirinya sendiri karena sibuk mendo’akan kita (anak-anaknya). Masihkah kita kesal terhadap beliau?? Karena beliau selalu memberikan perhatian lebih untuk kita, terkadang mereka melarang keinginan kita. Tujuan mereka hanyalah, tidak ingin melihat anaknya kecewa dan celaka.

Masihkah kita malu jika menggandeng beliau?? Semoga kita semua tidak termasuk anak yang seperti itu :) . Coba kita mengingat kembali kebelakang, saat usia dimana kita masih bayi. Ibu menggendong kita, memberitahukan ke tetangga kalau kita sudah bisa memanggil “Ibu”. Beliaupun tidak pernah malu dan tetap menyayangi kita, walaupun kita belum bisa apa-apa. Dan ketika Ibu kita sedang makan, lalu kita menangis karena terbangunkan oleh gigitan nyamuk. Dengan sabar Ibu meninggalkan makanannya, langsung menggendong dan membuat kita berehenti menangis. Astagfirullahalasdzim...apa balasan kita kepada Ibu??? Membuat marah, membuat kesal, mengecewakan, membuat Ibu sedih.

Padahal saat kecilpun kita mengetahui bahwa, membuat seorang Ibu menangis adalah hal yang paling dibenci Tuhan. Untuk itu, Aku minta maaf Bu jika belum bisa menjadi anak yang terbaik untukmu. Entahlah, apa Aku bisa menjadi Ibu sepertimu..Kau segalanya untukku, setiap waktu Aku mencintaimu dan menyayangimu Ibu... Selamat hari Ibu, sehat selalu. I love You ...

Semoga kita sebagai wanita bisa menjadi calon Ibu yang “Terbaik” untuk anak kita kelak. Selamat hari Ibu untuk para Ibu di dunia....

IBU= Tiga huruf yang sangat berarti dalam hidup...
Selamat hari Ibu, Aku mencintaimu setiap waktu...
-@CoretaanHati

Teruntuk : Ibuku
Waktu menulis : Aku menulis dikamar sambil mendengarkan lagu-lagu.
Amanat : Sayangilah Ibu kita setiap waktu, jangan sampai kita menyesal dikemudian hari.
Catatan : Tulisanku masih jauh dari kata baik dan sempurna, mohon kritik dan saran. Semoga bermanfaat yaa...
Twitter : @hanihasyarizqia
               @CoretaanHati



                                                                                                                                            Salam dariku,
                                                                                                                                                      Sulung

0 komentar: