Jika di hitung harapan dan khayalan yang entah ke brapa ratus
ribu kalinya, aku sndiri tak sanggup untuk mengeja satu persatu nya
lagi. Yang padahal harapan itu sangatlah sederhana .Hanya sekedar kapan
dan di mana kita bisa brtemu kembali.
Aku rindu akan segala hal tentangmu, canda tawamu yang takkan pernah kulupa hingga kapanpun. Meisya, apakah kau masih mengingatku????? Entahlah, aku hanya mengelus dada saja. Sekarang aku tidak tahu Meisya kuliah dimana? No. Hp nya gak aktif. Yang kutau adalah rumahnya.
Tapi.. Seperti yang dikatakan Meisya terakhir kalinya, jangan kau mengejarku dan mencariku karena aku takkan berhenti berlari tidak menoleh. Aku tidak boleh sengaja menemui Meisya. Tuhan... ijinkan aku untuk bertemu dengan Meisya kembali, walau itu hanya 1 jam sekalipun.
Rasa ini takkan hilang untukmu Meisya, akan tetap ada dalam diri ini. Pedih rasanya bila kuingat kenangan dulu. Tapi kukatakan lagi, itu takkan merubah tekadku. Akan kutunggu hingga Tuhan yang mempertemukan kita dalam satu tempat.
Meisya, ingatkah saat kita berdua saling mengucap janji???? Ataukah engkau sudah lupa akan semua hal itu, tak masalah itu tak merubahku untuk tidak mencintaimu dan menyayangi mu Mei. Suatu ketika main ke sekolah SMA ku dulu, kulihat perpustakaan masih seperti itu. Tidak ada yang berubah disana.
Kulihat kursi yang sering aku duduki dengan Meisya dulu masih ada, dan bahkan masih terasa kenangan itu. Selama mungkin aku menunggu Meisya disana, kuharap Mei datang menemuiku. Tapi rasanya itu hanya mimpi dan khayalku saja.
Dan saat aku pulang, tiba-tiba ada teman Meisya dulu di SMA. Dan ku tegur.
"Hey.. kamu rara kan?"
"Iya..sorry kamu siapa?."
"Hallo.. Aku.. Randy?."
" Ya ampun..iya aku tau kamu mantan nya Meisya kan?." (Menjabat tanganku)
" Iya..." (Sambil tersenyum kecil)
"Kuliah dimana nih sekarang? "
"Di UI nih.. "
" Wahh.. Hebat.. !!"
"Kamu dimana ra? Dan...hmmm.."
"Oke aku tau Meisya kan? Dia bareng kuliah nya sama aku. (Rara memotong pembicaraanku)
"Kok tau sih aku mau nanya Meisya? Trus sekarang kalian kuliah dimana?"
"Meisya nitip pesan, jangan kasih tau Randy tentang aku sekarang!"
"Oh..oke, tapi Meisya baik-baik aja kan?. "
"Aduh gimana ya? Maaf Randy aku gak bisa jawab tentang Meisya."
"Yawdah kasih tau Meisya, aku masih menunggumu dan jaga diri baik-baik."
"Oke."
"Duluan ya?" (Aku pergi ninggalin Rara)
Mungkin Rara agak kesal dengan tingkah ku, tapi aku memang sedikit menyesal tentang pesan singkat dari Meisya. Apa jangan Meisya memang benar-benar tidak ingin mengenalku lagi? Timbul pertanyaan dan pernasaran tentang Meisya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Meisya???????? Kuharap dia tidak ada apa-apa dengan Meisya, Meisya Ingin rasanya aku berjumpa dan menatap matamu lagi.
Bersambung....
Aku rindu akan segala hal tentangmu, canda tawamu yang takkan pernah kulupa hingga kapanpun. Meisya, apakah kau masih mengingatku????? Entahlah, aku hanya mengelus dada saja. Sekarang aku tidak tahu Meisya kuliah dimana? No. Hp nya gak aktif. Yang kutau adalah rumahnya.
Tapi.. Seperti yang dikatakan Meisya terakhir kalinya, jangan kau mengejarku dan mencariku karena aku takkan berhenti berlari tidak menoleh. Aku tidak boleh sengaja menemui Meisya. Tuhan... ijinkan aku untuk bertemu dengan Meisya kembali, walau itu hanya 1 jam sekalipun.
Rasa ini takkan hilang untukmu Meisya, akan tetap ada dalam diri ini. Pedih rasanya bila kuingat kenangan dulu. Tapi kukatakan lagi, itu takkan merubah tekadku. Akan kutunggu hingga Tuhan yang mempertemukan kita dalam satu tempat.
Meisya, ingatkah saat kita berdua saling mengucap janji???? Ataukah engkau sudah lupa akan semua hal itu, tak masalah itu tak merubahku untuk tidak mencintaimu dan menyayangi mu Mei. Suatu ketika main ke sekolah SMA ku dulu, kulihat perpustakaan masih seperti itu. Tidak ada yang berubah disana.
Kulihat kursi yang sering aku duduki dengan Meisya dulu masih ada, dan bahkan masih terasa kenangan itu. Selama mungkin aku menunggu Meisya disana, kuharap Mei datang menemuiku. Tapi rasanya itu hanya mimpi dan khayalku saja.
Dan saat aku pulang, tiba-tiba ada teman Meisya dulu di SMA. Dan ku tegur.
"Hey.. kamu rara kan?"
"Iya..sorry kamu siapa?."
"Hallo.. Aku.. Randy?."
" Ya ampun..iya aku tau kamu mantan nya Meisya kan?." (Menjabat tanganku)
" Iya..." (Sambil tersenyum kecil)
"Kuliah dimana nih sekarang? "
"Di UI nih.. "
" Wahh.. Hebat.. !!"
"Kamu dimana ra? Dan...hmmm.."
"Oke aku tau Meisya kan? Dia bareng kuliah nya sama aku. (Rara memotong pembicaraanku)
"Kok tau sih aku mau nanya Meisya? Trus sekarang kalian kuliah dimana?"
"Meisya nitip pesan, jangan kasih tau Randy tentang aku sekarang!"
"Oh..oke, tapi Meisya baik-baik aja kan?. "
"Aduh gimana ya? Maaf Randy aku gak bisa jawab tentang Meisya."
"Yawdah kasih tau Meisya, aku masih menunggumu dan jaga diri baik-baik."
"Oke."
"Duluan ya?" (Aku pergi ninggalin Rara)
Mungkin Rara agak kesal dengan tingkah ku, tapi aku memang sedikit menyesal tentang pesan singkat dari Meisya. Apa jangan Meisya memang benar-benar tidak ingin mengenalku lagi? Timbul pertanyaan dan pernasaran tentang Meisya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Meisya???????? Kuharap dia tidak ada apa-apa dengan Meisya, Meisya Ingin rasanya aku berjumpa dan menatap matamu lagi.
Bersambung....