Suatu malam aku menangis dan menanti , hati ini teriris
melihat dia yang entah pergi begitu saja meninggalkanku. Aku yang begini
adanya takkan pernah bisa memanggil dengan sebutan "Sayang" karena
memang aku sudah tak pantas untuknya. Sedangkan dia, hmm tak usah
dibandingkan lagi, aku kalah segalanya dari dia. Sudah kuduga dia memang
bukan untukku.
Nama ku Rendy, tinggi badanku
170 cm. Badanku tegap berkulit sawo matang, dan rambutku biasa. Tak ada
yang spesial. Tak ada yang mau mendekatiku, apalagi cewe. Ahh itu sudah
biasa kalo cewe mengacuhkan aku. Tapi.. Keadaan ini berubah setelah dia
hadir. Siapa lagi kalo bukan dia pacarku dulu.
Yeah.. Namanya
"Meisya" dia gadis cantik, sederhana, murah senyum dan tak pernah
memilih-milih untuk berteman dengan siapapun. Sebenarnya ini kisah
lamaku dan "Meisya" . Ya ini kisah cinta SMA ku dulu.
Dari semenjak Masa Orientasi, Aku dan Meisya sekelas. Pertama
melihat Meisya entahlah hatiku sudah gemetar. Tinggi Meisya sekitar 160
cm, kulit sawo matang, mata yang sedikit sipit, dengan berkerudung
sederhana. Oh Tuhan ya, sepertinya aku "Jatuh Cinta"
Apalagi ketika dia melontarkan senyumannya. Aku tak bisa berkutik
sedikitpun, aku hanya melihat senyumannya yang sungguh mempesona itu.
Setelah lama kenal satu minggu bersekolah, akupun tetap sekelas
dengannya. Aku dan Meisya ditempatkan dikelas XC, setiap harinya aku
bisa melihat senyuman manisnya itu. Aku sering disekelompokan dengan
Meisya, dia pintar. Apalagi saat dia bicara, semua orang takluk padanya.
Hehe aku terlalu berlebihan ya, memang karena aku jatuh cinta padanya.
Aku semakin ingin lebih mengenalnya .
Perpustakaan, ya tempat ini
yang selalu mengingatkanku pada Meisya. Karena setiap harinya Meisya
selalu saja menyempatkan ke Perpustakaan. Dan sama sepertiku, aku pun
selalu menyempatkan waktu untuk keperpustakaan untuk Membaca dan
tentunya bertemu Meisya.
Yang paling ku ingat adalah, saat dia duduk disebelahku.
" Hey cowo pendiam." (Dia menepak bahuku).
" Hey Mei, belum tau aku ya?." (Kulontarkan candaku)
" Emang kamu gimana?" (Dia penasaran)
" Ada deh...eh mei, aku... "
"Aku apa?? Eh itu udah bel tuh, kita masuk kelas yuk.. Abis inikan pelajaran pak yoyo.
Arrrrrghh padahal aku baru mau nanya, dia udah punya pacar belum?
Ehh ternyata bel udah bunyi SIAALL!! Oh iya Pak Yoyo itu guru matem,
aku paling gak bisa matem. Kalo Meisya emang murid kesayangan Pak Yoyo,
dia pinter matem.
Nah keesokan harinya, aku samper ke rumahnya. Oh
iya rumahku sama rumahnya deketan loh. Aku juga baru tau kalo dia tuh
tinggal di Perumahan. Pas aku nyampe rumahnya, ternyata dia udah
berangkat di anterin sama Papah nya. SIALLLL lagi nih!!
Setiap harinya Meisya makin cantik dan rupanya aku makin cinta sama
dia. Kalo ketemu Meisya tuh serasa kaya ketemu pejabat. Suka maluuu
maluu gimanaaa gitu! Dan akhirnya kuberanikan buat deketin dia, aku
belum terbiasa sih deketin cewe. Aku belum pernah pacaran sih. Di
kantin.
"Hallo Mei..sendiri aja?" (Sambil malu2)
"Hey.. Hmm engga sih, ada temen cuma temenku dipanggil sama pak Yoyo buat Remed. Km remedial ga?"
(Sambil tersenyum)
"Ohh.. Engga dong, sekarang aku udah bisa matem dong."
" Syukur deh..." (Dia tersenyum)
" Eh.. Mei.. Hmmmm." (Aku gugup)
"Apa sih Randy?? " (Dia aneh melihatku)
" Aku boleh nanya ga?"
"Boleh, silahkan."
"Kamu...kamu.. Udah punya pacar belum?" (Sambil menundukan kepala)
" Hahaa.. Belum, aku gak mau pacaran dulu."
"Yesss.. (งˆ▽ˆ)ง ( jawabku dengan semangat)
"Haha semangat amat. Kenapa emang?"
" Engga, aku duluan ya??"
Akupun ke kelas, mungkin dia aneh dengan sikapku. Entahlah aku
seneng pas dia bilang kalo dia belum punya pacar. Berarti aku punya
peluang buat deket sama dia. Keesokan harinya aku kirim dia setangkai
bunga mawar dikolong bangku nya. Tampaknya Mei aneh, dan sedikit
penasaran tentang hal itu. Tapi Mei tidak pernah menanyakan hal itu
padaku. Keesokan harinya lagi, ku kirimkan coklat sama puisi ciptaanku
sendiri. Mei tetap tidak menanyakannya lagi padaku. Dan yang paling
kuingat adalah, ketika dia menempelkan puisi ciptaanku di mading.
Maluuuuuu bangeet!
Yangku ingat adalah, dipinggir puisiku dia
menulis. Coba yang ngirim puisi, coklat, dan bunga mawar kalo berani
temui aku. Ga usah bikin aku penasaran!!!! Dia bilang gitu, itu yang
masih aku ingat. Aku maluuu banget, dan akhirnya aku beranikan untuk
temui dia. Dan akhirnya aku mengajak dia ke perpus.
"Mei sebentar aku mau bicara sama kamu." (Dengan wajah gugup)
Kubawa dia keperpustkaan sekolah.
"Di perpus? Inikan tempat belajar, bukan buat ngobrol."
"Please...."
"Ok."
Dan akhirnya disanalah, aku menyatakan cinta ke Meisya. Meisya
kaget dan tak percaya bahwa yg mengirim kiriman coklat,puisi, dan bunga
itu Randy. Cowo yang kata dia pendiam itu. Dia ketawa, dan aneh
melihatku. Mukanya memerah saat aku menyatakan cinta padanya.
"Apasih..? Aku yakin itu bukan kamu kan?"
"Ayolah Mei percaya, aku benar-benar mencintaimu."
"Hahha oke..oke ga nyangka kamu romantis." (Sambil memukul pundakku)
"Hehe..jadi jawabannya, mau dibales cinta atau ga akan di bales nih?"
"Sementara aku pending dulu deh."
(Dia lari dan pergi meninggalkanku, akupun mengejarnya.)
Ya.. itulah kenangan diperpustakaan itu, hal yang paling ku
ingat. Dan akhirnya keesokan harinya dia balas suratku yang
kesekiankalinya tidak pernah dia balas. Diapun ingin lebih dekat
mengenalku. Dan akhirnya kami jadian. Disurat itu dikatakan bahwa, dia
mencintaiku dengan sederhana. Aku sangat mencintainya, sampai kelas 3
SMA pun aku masih pacaran sama dia. Karena dia sangat baik, tapi.....
Ya
setelah kami lulus, Meisya meminta putus. Aku kaget dong, apa salahku?
Padahal kita biasa-biasa aja malahan kemarennya kita udah ngerayain
universary kita yang ke dua tahun. Oh... Entahlah sakit hati banget,
tapi aku selalu berfikir positif. Mungkin Meisya ada sebabnya memutuskan
ku.
Dia menangis, ketika memutuskanku. Dan pergi
meninggalkanku begitu saja, dia bilang "Tak usah memanggilku karena aku
takkan menoleh lagi untukmu. Tak usah mengejarku karena aku akan salalu
berlari , dan jangan pernah memanggilku karena aku takkan pernah
mendengar lagi suara mu." Tapi suatu ketika jika kita tidak disengaja
untuk dipertemukan tolong menoleh untukku, tolong panggil namaku dan
tolong dengarkan suaraku. Aku hanya berpesan seperti itu padanya. Dan
dia pergi meninggalkanku, dia menangis. Akupun sendiri di taman dengan
hujan gerimis. Aku tidak bisa mengelaknya aku hanya diam membisu.
Entahlah kurasa ini tidak adil, aku tak tau faktor apa yang
menjadikan penyebab semua ini???? Sampai sekarangpun aku tidak tau. Tapi
aku yakin aku pasti bisa bertemu dengannya lagi. Aku yakin pada
kekuatan "Cinta"
Bersambung.....
Search
Popular Posts
-
Disini di dunia yang sama aku dilahirkan seperti kalian semuanya, tapi tidak hal nya dengan aku .Dari kecil hingga dewasa aku seperti mainan...
-
Halllo Ladies...kenapa saya membahas “Jerawat”, karena hal satu ini sangat sekali mengganggu kita. Iya kan??? Pasti hampir semua orang ...
-
Saat Aku terlahir didunia ini, Aku belum bisa melihatmu. Aku belum bisa melihat senyummu, Aku belum bisa mendengar suaramu...
-
Sahabat.... ♥ Pernahkah kalian ada pada satu titik dimana kalian sudah menyerah dengan masalah kalian?? Pasti semuanya pernah seperti ...
-
Sahabat ♥...coba lihat gambar 1,2,3,4 baca kata-katanya, dan sengaja Saya edit seperti itu. Bisa kita lihat judul pembahasan kali ini y...
-
Terselip indah kenangan manisku bersamanya , wajahnya yang indah dan menawan takkan pernah kulupa sampai kapanpun .Setangkai bunga mawar it...
-
Alumni kls 9H angkatan (2010-2011) kelas yang selalu rame , kocak hahahhaha :DD banyak kenangan di kls 9H . sekarang pisah tapi ad...
-
Kepada, Ayah #5 Cerpen pertamaku yg di muat di Buku Analogi Kepada, Ayah.. Dibalik diammu Ayah Genre : Kumpulan FTS ...
-
Suatu malam aku menangis dan menanti , hati ini teriris melihat dia yang entah pergi begitu saja meninggalkanku. Aku yang begin...
Recent Posts
Sample Text
Blog Archive
-
►
2014
(2)
- ► Juni 22 - Juni 29 (1)
- ► Maret 9 - Maret 16 (1)
-
►
2013
(9)
- ► April 14 - April 21 (1)
-
▼
2012
(7)
- ► Juni 10 - Juni 17 (1)
- ► April 8 - April 15 (1)
-
►
2011
(16)
- ► Juli 31 - Agustus 7 (1)
- ► Juli 10 - Juli 17 (1)
- ► Juni 19 - Juni 26 (1)
Total Tayangan Halaman
About
Diberdayakan oleh Blogger.
Recent News
Kamu bisa melihat saya di sini !!
Followers
Tentang saya
- Hani Hasya Rizqiani
- Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
- Paling suka Memotret, Menulis, Membaca, Pengagum Ilalang & Senja.
0 komentar:
Posting Komentar