Awal dimana aku dilahirkan ke dunia, hidupku sudah gelap senyap
tanpa senyum , terlantar tinggal di gubuk bersama ibu ku yang berdagang
setiap hari di pasar .Aku anak tunggal terlahir tanpa bapak, sungguh
malang nasib ini . Hingga seketika aku bertanya pada ibu ,aku anak siapa
??? bapakku siapa ibu?????? Entahlah ibu hanya menjawab “bapakmu masih
ada , tapi sudah tidak peduli kepada kita “.Kata-kata yang semakin
membuatku penasaran untuk mencari bapak dan ingin bertemu dengannya.
Usiaku 7 tahun , dimana teman-temanku sudah masuk SR ( Sekolah rakyat) , dan
malang lagi nasibku. Aku tidak bersekolah seperti teman-teman sebaya
ku.Yang bisa kulakukan hanya bekerja membantu ibu di pasar.Oh iya Aku
belum memperkenalkan namaku, namaku Arya .
Seketika
aku pulang dari pasar membantu ibu , aku bertemu dengan seorang
bapak-bapak yang tegap dan gagah sedang berdagang juga , dan
ciri-cirinya seperti bapakku .Aku menemuinya.
“pak...lihatlah ,ini anakmu sudah besar..” (sambil memeluk )
“DIAM KAMU! KAMU BUKAN ANAKKU.. SANA PERGI !! “( bapak tak mau melirikku)
Aku tak kuat menahan air mata , aku menangis pada ibu . Ibu hanya bisa
memelukku dan mencium keningku , lalu ibu sambil mengelus rambutku .
“ maafkan ibu arya, ibu belum pernah membahagiakanmu , entahlah aku ini ibu seperti apa!!!” akupun menjawab .
“tidak bu , ibu tak salah ! bapak yang salah , kenapa bapak meninggalkan kita “
Dikala itu hujan sangat deras ,bilik rumah ku basah bahkan air
hujanpun masuk merembes masuk kedalam bilik. Ibuku menangis , disaat
usiaku 7 tahun aku harus ke luar rumah dan membetulakn kenteng-kenteng
yang bocor di rumah .Tapi itu sudah biasa kulakukan , dari sejak lahir
aku hanya hidup bersama ibu , kakek dan nenekku sudah lama tiada.
***
Ketika ibu menikah lagi
Hari itu memang hari yang sangat bahagia untuk ibu dan aku ,
seorang bapak muda yang berbaik hati menikahi dan mau mengajak kita
untuk tinggal di rumahnya . Pernikahan yang sangat sederhana , tanpa
barang apa-apa. Yang ku ingat hanya satu Al-Qur’an dengan mukena . Aku
tinggal di sebuah rumah sederhana , tidur di lantai dan tanpa alas .
Tetapi aku tetap bersyukur .Bapak bekerja sebagai kuli , aku pun ikut
bersama bapak ku . Ketika itu usiaku 10 tahun .
Terkadang akupun ikut bapak menjadi kuli pasar .Ibuku sedang hamil tua,
setiap hari bapak dan aku mencari uang untuk hidup walupun itu tak
cukup. Adikku yang pertama lahir dan di beri nama hamdan .Ketika hamdan
lahir ibuku berubah ,sudah tak peduli kepadaku lagi . Sekarang terasa
menjadi anak tiri itu seperti apa, sungguh pahit hidupku ini.Tapi tetap
aku selalu bersyukur. Ketika hamdan sudah usia 7 tahun dan aku berumur
17 tahun , aku sudah dewasa . Adikku ada 3 , yang paling bungsu itu
perempuan . Hamdan sudah masuk SR (sekolah rakyat) , tapi aku masih
berjuang untuk mencari uang . Membawa kayu , menjadi kuli di pasar dll.
Sedangkan bapak dan ibu sudah tak bisa kerja dan hanya di rumah saja .
Bisa di bilang aku tulang pungguh keluarga . Dari kecil hingga dewasa
seperti ini , aku belum pernah merasakan bangku sekolah .Aku tidak bisa
membaca .
Setiap hari aku bekerja , hingga pada waktu
makan . Yang masih ku ingat adalah , aku hanya di kasih tempe 1 dan nasi
yang sudah kering . Ibu dan bapak mengutamakan untuk adik-adikku
.Entahlah aku tidak bisa mengeluh memang inilah kehidupan ,aku harus
bisa lalui semua ini. Terkadang badan ku pegal , kaki ku lecet dan
bahuku kaku untuk di gerakan.
***
Ketika ibu dan bapak sudah tak ada lagi di dunia
Ibu dan bapak sudah tak ada , aku harus berjuang dan meyekolahkan
ketiga adikku.Terkadang aku lelah menghadapi kehidupan ini , aku ingin
mati saja . Kedua orang tua ku sudah tak ada untuk selamanya .Tapi
keadaan ini membuatku kuat , usiaku sudah 25 tahun. Aku tetap masih
mencari uang , dan menjadi karyawan di toko yang ada di pasar. Sedangkan
adik-adikku masih bersekolah .
Hamdan adik pertamaku ,
berusia 19 tahun dan membantu aku bekerja . sedangkan adik-adikku yang
lain masih bersekolah. Aku tak bisa membiayai dia sampe SMA . karena
biaya nya sangat mahal . Untuk makan saja kami masih di beri oleh bos ku
. Aku bekerja di toko cina .
***
Ketika perjuangan hidupku di mulai
Aku tak percaya , ternyata masih ada orang yang mau menikah dengan ku .Yang buta huruf tak bisa membaca .Ketika usiaku 27 tahun aku menikah dengan seorang gadis yang bernama saidah ,
dia sangatlah baik dan cantik yang bisa menerima aku apa adanya .Aku
sungguh beruntung . Awal kenal dengan saidah yaitu ketika aku bertemu di
toko , ketika dia membeli sembako. Dan sekarang sudah menjadi istri di
kehidupanku. Adik-adikku masih tinggal bersamaku dan saidah di rumah
sepetak ini . Walau pun rumah ini kecil dan hanya berapa petak saja ,
tapi ini hasil buah usahaku .
Sekarang aku sudah tidak
kerja lagi di koko cina ini , tapi aku dan saidah membuka toko warung
nasi yang modal nya di kasih oleh koko cina . Dia sangat lah baik padaku
, sekarang perjuangan hidupku di mulai.
Ketika aku sudah menimang
bayi dari saidah , aku mempunyai anak pertama dia sangatlah lucu .Aku
semakin semangat untuk berdagang , alhamdulillah warung nasi ku
sangatlah laku . Dan para pelangganku bilang seperti ini.
“arya , memang benar pasakan istrimu enak sekali !”
“terima kasih , dia berguru pada ku..” (canda ku)
“alah kau.. ini , sukses kali kau hingga membuka warung nasi yang banyak pelanggan!”
“iya , alhamdulillah ..bagaimana dengan usaha kau ini??? “ (aku bertanya )
“aaaaah.. entahlah aku sepi saja !”
Dia adalah teman seperjuanganku dahulu ketika aku masih bekerja
menjadi kuli di pasar.Dia sahabatku , yang sampai sekarang masih
berjuang bersama .
Ketika usia anakku mulai beranjak 5 tahun , dia
sudah ikut bersama aku dan saidah di pasar .Dan sekarang saidah sedang
hamil tua mengandung anakku yang ke 2.Lahirlah anakku yang kedua ,
laki-laki lagi ternyata . Aku sangat bersyukur pada Allah, atas nikmat
ini . Mungkin inilah buah hasil dari kerja keras ku dulu.Semenjak
kelahiran anakku yang kedua alhamdulillah rejeki semakin banyak.
Pelanggan di warung nasiku semakin menambah, selain berjualan nasi aku
bersama saidah berjualan buah-buahan dll.
***
Ketika kebahagiaan semakin dekat
Aku sangat bahagia , saidah melahirkan lagi anak kami yang ketiga
dan laki-laki lagi anak kami. Kebahagian yang sungguh tak terhingga,
rejeki samakin menambah. Dia sangatlah lucu . Anak pertama kami ,ku
sekolahkan di SMP di cirebon karena saidah punya sodara di sana ,jadi ku
titipkan dia di sana . Anak yang kedua sangatlah cerdas , aku sangat
bersyukur dengan keadaan ini . Dia selalu pertama juara di kelas, tak
tau dia seperti siapa cerdas. Padahal bapaknya yaitu saya tidak bisa
membaca dan menulis , bahkan buta huruf. Kadang suka tak percaya.Dan
anak yang ketiga masih sekolah di SD dia penurut sekali orang nya ,jika
di suruh oleh saidah ke pasar membeli daging dia menurut saja .
Aku pikir sudah cukup saidah memberi anak-anak yang shaleh ,
walaupun aku kekeh ingin mempunyai dan menimang anak perempuan .karena
semua anak-anakku laki-laki.Dan akhirnya saidah hamil lagi dan
alhamdulillah kita mempunyai anak perempuan yang sangat cantik .Dia anak
bungsu kami , kita semua sekeluarga sangat menyayanginya. Dia paling
kecil diantara kami semua. Sungguh aku sangat bersyukur, tak ada
hentinya aku bersyukur padaNya.
***
Ketika anak-anakku sudah dewasa dan aku sudah menjadi renta
Sekarang anak-anakku sudah dewasa, anak yang pertama sudah mempunyai
istri dan melanjutkan ku menjadi pedagang nasi di pasar. Sekarang saidah
sudah menunggu di rumah ,paling dia hanya memasak saja di rumah.Anakku
yang kedua sudah menjadi Dosen , aku sangat bangga . Dan anakku yang
ketiga sudah menjadi PNS , yang bekerja di Pertimbangan.Dan si bungsu
anak perempuanku sedang menyusun skripsi . Sebuah kebanggaan bagiku ,
serasa ini mimpi . Mungkin ini buah dari hasil pahitku dulu , yang mana
sampe sekarang aku tak bisa membaca dan menulis .Memegang pulpen saja
aku gemetar , tapi aku tak kecil hati . Dengan melihat anak-anakku
berhasil dan sukses itu sudah membuatku bahagia.
Saidah , ya
saidah sekarang sudah sering sakit-sakitan , akupun sama sekarang
menjadi tua renta tak berdaya .Tapi dalam hati kecilku tetap masih ada
semangat untuk mencari uang , aku tak mau menyusahkan anak-anakku dan
menantuku.
Setelah lama menunggu cucu dari anak pertama ku ,
lahirlah bayi mungil anak dari menantu pertamaku. Dia sangatlah lucu ,
sewaktu anakku berdagang aku selalu mengasuh cucu ku .Dia sangatlah
menurut padaku , bahkan aku selalu menpesialkan cucu ku karena dia cucu
pertamaku .Dan bisa terbayang betapa bahagianya jika mempunyai cucu
pertama.
***
Ketika aku masih bisa melihat anak bungsuku wisuda
Hari itu anak bungsu ku sangatlah gagah , cantik pula .Dia memakai
baju wisuda. Aku dan ketiga adikku beserta saidah ,anak-anakku ,
cucu-cucuku dan menantu-menantuku melihat wisuda anak bungsu ku.
Walaupun aku sudah tua renta , tetapi aku dan saidah hadir dalam wisuda
itu.
Ketika itu anak perempuan ku menangis dan memelukku ,
dia berterima kasih kepadaku dan saidah serta berterima kasih kepada
kakak-kakak laki-lakinya.
“bapak makasih atas semua nya , maaf aku tidak bisa membalas.” (sambil menangis)
“sudah tak perlu menangis , memang ini kewajiban kami sebagai orang tuamu.”
“ibu , terima kasih atas semua kasih sayangmu.” (mencium saidah)
“ iya anakku , memang sudah itu kewajibanku menyayangimu sampai akhir hayatku.”
“kakak makasih sudah menjaga ku .”( sambil memeluk kakak-kakaknya)
“iya de , sukses buat kamu yang kami bisa adalah hanya menjagamu dan mendoakanmu.”
Akupun menangis haru , melihat anak-anak dan istriku menangis . Aku
sangat beruntung mempunyai ini. Tapi percayalah , walau sekarang harta
ku berlimpah .Tetap harta yang paling kujaga adalah “anak” karena mereka
yang paling tak ternilai harganya.
***
Ketika mataku harus terpejam selamanya
Ini takdir , semua orang pasti akan mengalaminya . Aku meninggal
akibat penyakit yang di deritaku yaitu srouke. Aku meninggalkan
anak-anak ,saidah yang sudah tua renta dan sering sakit . Dan
meninggalkan cucu-cucu yang masih kecil , yang sangat lucu dan aku masih
ingin menimang nya.
Tapi ini sudah takdir , tak bisa ku
mengelak nya . Tetapi aku beruntung aku meninggalkan mereka aku sudah
memberikan kebahagian untuk mereka. Sekarang saidah tinggal bersama anak
bungsuku dan anak bungsuku sudah mempunyai suami dan anak pertamanya
yang sangat lucu. Anak pertamaku tinggal bersama istrinya dan
melanjutkan sebagai berdagang, anak kedua dan ketiga pun sama tinggal
bersama istri-istrinya .
Dan ketiga adik-adik ku sudah
tak ada , mereka sama sepertiku mempunya anak,cucu dan menantu . Sampai
kapanpun anak adalah hal yang paling utama, aku bisa seperti ini karena
anak . Walaupun aku tak bisa menulis dan membaca , asal anak cucu ku
bisa menulis dan membaca bahkan bersekolah tinggi .Itu cita-citaku dan
alhamdulillah bisa ku capai karena kegigihan , dan tentunya kerja keras .
Dan aku selalu bersan pada anak cucu-cucuku untuk mempunyai sifat 3 ,
yaitu harus mempunyai sifat baik, jujur dan selalu kerja keras untuk
menggapai hal apapun.Karena orang yang selalu jujur akan selalu
dimudahkan dalam segala hal apapun.
***
SELESAI
Catatan : Ini adalah kisah nyata ,yang kujadikan
sebagai motivasi untukku(si penulis) .Sebuah Perjuangan tulus tanpa
lelah dari seorang laki-laki, yang akan menjadi seorang pemimpin dalam
keluarganya .Yang bertanggung jawab untuk mencari makan untuk
anak-anaknya.Dan jangan pernah kalian menyepelekan orang tua , karena
menurutku orang tua , kakak bahkan orang di sekitar kita adalah orang
yang membuat kita kuat dalam menghadapi kehidupan ini.Tanpa orang tua
kita bukan apa-apa, jika kalian masih punya orang tua sayangilah orang
tua kalian.Rawatlah seperti orang tua merawat kalian ketika kecil.Dan
jika orang kalian sudah tak ada tetaplah kirim do’a untuk orang tua
kalian. Karena yakinlah orang tua kalian ketika kalian jauh dari
mereka,mereka selalu mendoakan kalian .
http://hanihasyarizqiani.blogspot.com/
Search
Popular Posts
-
Disini di dunia yang sama aku dilahirkan seperti kalian semuanya, tapi tidak hal nya dengan aku .Dari kecil hingga dewasa aku seperti mainan...
-
Halllo Ladies...kenapa saya membahas “Jerawat”, karena hal satu ini sangat sekali mengganggu kita. Iya kan??? Pasti hampir semua orang ...
-
Saat Aku terlahir didunia ini, Aku belum bisa melihatmu. Aku belum bisa melihat senyummu, Aku belum bisa mendengar suaramu...
-
Sahabat.... ♥ Pernahkah kalian ada pada satu titik dimana kalian sudah menyerah dengan masalah kalian?? Pasti semuanya pernah seperti ...
-
Sahabat ♥...coba lihat gambar 1,2,3,4 baca kata-katanya, dan sengaja Saya edit seperti itu. Bisa kita lihat judul pembahasan kali ini y...
-
Terselip indah kenangan manisku bersamanya , wajahnya yang indah dan menawan takkan pernah kulupa sampai kapanpun .Setangkai bunga mawar it...
-
Alumni kls 9H angkatan (2010-2011) kelas yang selalu rame , kocak hahahhaha :DD banyak kenangan di kls 9H . sekarang pisah tapi ad...
-
Kepada, Ayah #5 Cerpen pertamaku yg di muat di Buku Analogi Kepada, Ayah.. Dibalik diammu Ayah Genre : Kumpulan FTS ...
-
Suatu malam aku menangis dan menanti , hati ini teriris melihat dia yang entah pergi begitu saja meninggalkanku. Aku yang begin...
Recent Posts
Sample Text
Blog Archive
-
►
2014
(2)
- ► Juni 22 - Juni 29 (1)
- ► Maret 9 - Maret 16 (1)
-
►
2013
(9)
- ► April 14 - April 21 (1)
-
▼
2012
(7)
- ► April 8 - April 15 (1)
-
►
2011
(16)
- ► Juli 31 - Agustus 7 (1)
- ► Juli 10 - Juli 17 (1)
- ► Juni 19 - Juni 26 (1)
Total Tayangan Halaman
About
Diberdayakan oleh Blogger.
Recent News
Kamu bisa melihat saya di sini !!
Followers
Tentang saya
- Hani Hasya Rizqiani
- Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
- Paling suka Memotret, Menulis, Membaca, Pengagum Ilalang & Senja.
0 komentar:
Posting Komentar